Translate

Jumat, 04 Oktober 2013

Lapsitnas Senkom Bagian dari Reaksi Cepat



INFO SENKOM - Bencana terjadi dengan tiba-tiba, dan ketika bencana datang tidak ada seorangpun yang mampu mencegahnya, namun kita bisa melakukan upaya-upaya maksimal untuk mengurangi dampak dari sebuah bencana. 
Personil Senkom Tergabung dalam TRC-BNPB
Kita bisa melakukan analisa-analisa mengenai gejala-gejala akan terjadinya bencana, sebagai bentuk peringatan dini, agar tidak terjadi korban jiwa ketika bencana itu tiba.

Gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor dan kemarau berkepanjangan merupakan kejadian alam yang diawali dengan tanda-tanda dan gejala alam. 

Gejala-gejala alam itulah yang disampaikan kepada warga sebelum terjadinya bencana, untuk mencegah timbulnya dampak korban jiwa, luka, maupun kerusakan infrastruktur yang sangat signifikan. 

Kejadian gempabumi yang terjadi di Yogyakarta (2006) dan Padang (2009), ditambah gunung meletus di Sumatera Utara pada September 2013 lalu, cukup menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita.

Salah satu pelajaran utama dari peristiwa alam itu, yakni perlunya aktifitas mengidentifikasi potensi bahaya dan perencanaan yang berstandar aman sebagai upaya menyelamatkan jiwa dan mengurangi korban luka maupun kerusakan infrastruktur bila terjadi bencana.
 

Kenken Irawan
"Laporan Situasi Nasional (Lapsitnas) yang secara rutin dilaksanakan oleh Senkom Mitra Polri dari seluruh penjuru Nusantara melalui gateway, merupakan bagian dari kegiatan identifikasi potensi bencana,"Kata Kenken Irawan.

Menurut Kepala Deputi Komunikasi Senkom Mitra Polri itu, Laporan Situasi Nasional yang terbagi dalam tiga kategori utama, yakni Normal, Krisis dan Perlu Tindaklanjut itu merupakan hasil pantauan dan analisa pengamatan yang telah dilakukan oleh seluruh personil Senkom Mitra Polri di wilayahnya masing-masing, yang kemudian dilaporkan secara nasional dan dimonitor oleh seluruh personil, warga maupun mitra, bahkan termasuk pengambil kebijakan, yang berwenang menetapkan status kebencanaan.

Laporan mengenai maraknya aksi kejahatan di suatu wilayah yang dilaporkan melalui gateway Senkom Mitra Polri juga bisa menjadi peringatan bagi warga untuk meningkatkan kewaspadaan, agar tidak ikut menjadi korban kejahatan yang dimaksud.

Sudah Action dan Akan Terus
Oleh karena itu Laporan Situasi Nasional (Lapsitnas) Senkom Mitra Polri yang telah rutin dilaksanakan setiap hari, harus makin ditingkatkan. Laporan yang disampaikan harus benar-benar akurat dan dinilai bermanfaat untuk menjadi acuan informasi, peringatan maupun pedoman bagi pengambil kebijakan.
"Kami membentuk Tim Eqso, salah satu tujuan utamanya, agar lapsitnas dapat tetap berjalan rutin setiap hari,"ujar Kenken Irawan di sela-sela memimpin pertemuan para pengendali nasional, pertengahan September 2013 lalu.

Di saat institusi dan lembaga lain baru akan membentuk Tim Reaksi Cepat, Senkom Mitra Polri bahkan telah memilikinya. Bukan sekedar memiliki, namun Tim Reaksi Cepat (TRC) Senkom Mitra polri telah 'action' di lapangan.

Majulah Senkom Mitra Polri...Majulah maju...Lajulah laju...Menembus Jarak Tanpa Batas.(rill)  

Selasa, 24 September 2013

Polda Sulselbar, Sembilan Kapolres Bergeser Dua Pejabat Tinggi Berganti



INFO SENKOM, SULSEL – Gerbong mutasi jabatan dalam jajaran kepolisian daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Barat kembali bergulir.

Sembilan Kapolres ditambah dua pejabat utama dalam lingkup Polda Sulselbar menjalani serah-terima jabatan baru di Mapolda Sulselbar, Selasa (24/9/2013) pagi tadi.

Kapolda Sulselbar, Irjen Pol.Burhanuddin Andi yang memimpin langsung upacara serah terima jabatan dan dihadiri para perwira menengah itu, dalam sambutannya mengatakan serah terima jabatan ini merupakan hal yang wajar dan harus terjadi sebagai bagian dari sirkulasi manajemen sumber daya manusia dalam lingkup Polda Sulsel sebagai sebuah organisasi kepolisian.

Irjen Pol Burhanuddin Andi




“Serah terima jabatan ini juga merupakan langkah pendewasaan dan pengembangan organisasai,juga sebagai bentuk pembinaan karier bagi perwira Polri, yang diharapkan melalui momen seperti ini dapat memberikan kontribusi yang positif pada peningkatan produktivitas kerja Polda Sulsel,”katanya.



Adapun Sembilan Kapolres yang mengalami pergeseran yakni:

1.Kapolres Bone, AKBP. Andria Martinus ,digantikan oleh AKBP. Jafar Sodiq SH yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Bulukumba .
2.Kapolres Bulukumba,AKBP. Jafar Sodiq SH. digantikan oleh AKBP. Donyar Kusumadji, sebelumnya menjabat sebagai kapolres Bantaeng.
3.Kapolres Bantaeng, AKBP. Donyar Kusumadji, digantikan oleh AKBP. I Made Sunarta, yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Mamasa.
4. Kapolres Mamasa,AKBP. I Made Sunarta digantikan oleh AKBP. Yopie Indra Prasetya Sepang.
5.Kapolres Tator,AKBP. Yudi Agustinus,  digantikan oleh AKBP. Yuliar Kus Nugroho.
6.Kapolres Sinjai,AKBP. Totok Triwibowo digantikan oleh AKBP. Agus Sudarmadi.
7.Kapolres Sidrap,AKBP. Anang Pudjianto digantikan oleh AKBP.Haris Suntojaya.
8.Kapolres Takalar,AKBP. Nasrun Fahmi digantikan oleh AKBP.Darwis Rincing.
9.Kapolres Mamuju,AKBP. Drs.Darwis Rincing digantikan oleh AKBP. Eko Wagianto.

Dua Pejabat utama Mapolda Sulsel. juga mengalami pergantian yakni:

1.Dirresnarkoba Polda Sulsel, Kombes Pol. Drs.Bambang Sukardi digantikan oleh Kombes
Pol.Drs.Abdul Azis Djamaluddin.

2.Kabid Propam Polda Sulsel, Kombes Pol.Drs.Hendi Handoko digantikan oleh Kombes Pol. Drs.H.Sumardi.


“Sebagai alat Negara, pemelihara keamanan, pelindung,pengayom dan pelayan masyarakat, Polri senantiasa berusaha memegang teguh komitmen untuk terus meningkatkan profesionalismenya dalam menjalan tugas,”tegas Kapolda yang dikutip Info Senkom sesaat setelah upacara sertijab berlangsung.(rill/Sulsel 3A)