SENKOM RIAU Kebakaran
lahan dan hutan di Provinsi Riau yang terjadi sejak sepekan
terakhir ini, telah melalap areal seluas
3.700 hektar. Berdasarkan pantauan Senkom Mitra Polri Provinsi Riau, kebakaran
hutan tersebut bermula pada hari Kamis (20/6/2013) lalu.
Kabut asap 'menghalangi pandangan' |
Kebakaran terjadi pertama kali di lahan
perkemahan Pramuka, tidak jauh dari kantor Walikota Perwira, Kelurahan Tanjung
Palas RT.12. Demikian laporan Senkom Mitra Polri melalui milis berita yang
dikutip Info Senkom. Di hari pertama terjadinya kebakaran tersebut, api
berhasil menjalari lahan seluas 60 Ha, memaksa 20 Kepala Keluarga yang bermukim
di kelurahan Mekar Sari Km.21 dan Kampung Sejati Km.9 terpaksan harus
diungsikan menjauhi titik api.
Pakar lingkungan dari
Universitas Riau, Prof Adnan Kasri, sebagaimana dikutip dari Suara Merdeka
menyatakan, asap tebal sebagai dampak dari kebakaran lahan gambut kali ini
merupakan yang paling parah sepanjang sejarah. Kebakaran berskala besar di
provinsi Riau kali ini bukan yang pertama terjadi. Tahun 1997-1998 lalu,
kebakaran hebat juga pernah terjadi dan sekitar 10 juta hektar
lahan rusak akibat kebakaran tersebut.
Tahun 2002 dan 2005,
kebakaran hutan dan lahan kembali melanda Riau, juga dengan skala yang cukup
besar. Kebakaran yang diakibatkan oleh konversi hutan di lahan gambut itu kembali
memusnahkan ribuan hektar lahan hutan.
Dampak penting dari
kebakaran hutan dan lahan sangat dirasakan terutama oleh masyarakat yang
menggantungkan hidupnya kepada hutan,demikian pula dengan satwa liar seperti
gajah, harimau dan orang utan yang pasti kehilangan habitat akibat dari
kebakaran ini.
Dilaporkan, saat
ini warga resah dengan makin banyaknya macan tutul berkeliaran memasuki
pemukiman warga, “Seekor macan tutul tertangkap, karena masuk rumah warga
setelah kakinya terbakar di lokasi kebakaran lahan daerah Lubuk Gaung, Nerbit
Besar,” Lapor Muji Yanto,Wakil Ketua Senkom Mitra Polri Riau.
(rill/Sulsel 3A)