Translate

Minggu, 05 Mei 2013

Wakapolri : Intisari Kamtibmas adalah Merugi untuk Orang Lain

"Seringkali jabatan, institusi dan kedudukan yang berbeda menjadi masalah dan membuat tujuan Negara ini kacau"
SENKOM,JAKARTA - Wakapolri menyampaikan sambutan saat upacara penutupan Diklat Kamtibmas dan Telematika, Senkom Mitra Polri.

“Rekan-rekan sekalian…! saya menggunakan kata rekan-rekan, agar kita makin dekat. Mari kita sejenak menanggalkan semua pangkat, status, jabatan dan kedudukan kita di sini. Seringkali jabatan, institusi dan kedudukan yang berbeda menjadi masalah dan membuat tujuan Negara ini kacau. Setiap kali kita mendengarkan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, setiap saat kita mendengarkan lagu Mars Senkom, Hymne Senkom yang menggugah semangat. Mari kita jadikan itu sebagai falsafah dalam jiwa kita, dalam dada dan benak kita, menjadi landasan kita dalam bersikap dan perprilaku. Jangan jadikan lagu itu hanya menjadi penghias bibir saja, dan bahkan sikap dan tingkah laku kita bertentangan dengan apa yang kita teriakkan dalam lagu itu,”

Demikian pesan wakil kepala polri, Komisaris Jenderal Nanan Soekarna, saat bertindak sebagai pembina dalam upacara penutupan Diklatnas Kamtibmas dan Telematika, yang berlangsung di kompleks Yayasan Minhajirosyiidin, Pondok Gede,Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (11/4/2013) lalu.

Wakapolri bersama jajaran Pengurus Pusat Senkom Mitra Polri
Wakapolri mengaku bangga dengan keluarga besar Senkom Mitra Polri yang mampu menggelar kegiatan yang diikuti ribuan peserta dari seluruh Indonesia, dengan biaya yang cukup besar tanpa meminta bantuan dari pihak manapun.

“Rekan-rekan sekalian, kita boleh berwawasan global, namun fikiran kita harus tetap nasional, dan sikap kita berlandaskan pada kearifan lokal. Wawasan global diperlukan agar wawasan kita luas dan siap menghadapi tantangan apapun, namun fikiran nasional tetap harus menjadi landasan kita dalam bertindak sesuai kearifan lokal masing-masing, seperti yang kita teriakkan  NKRI Harga mati,” lanjut jenderal bintang tiga itu.

Menurutnya, kesalahan bangsa ini dalam menyikapi  perkembangan global merupakan salah satu penyebab rusaknya system pengamanan dalam negeri, yang terlalu menonjolkan hak hukum secara pribadi dan terlalu bersifat individual. Padahal ada kewajiban hukum dan kewajiban asasi secara umum yang perlu mendapatkan prioritas utama dalam bermasyarakat.

“Dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, hak hukum secara pribadi harus dikesampingkan dan mengutamakan hak orang lain, ini yang perlu menjadi perhatian kita dalam menegakkan keutuhan bangsa dalam bingkai NKRI. Silakan perjuangkan hak pribadi masing-masing, namun jangan lupa bahwa kita memiliki kewajiban untuk menghargai hak-hak orang lain. Kalau boleh kita merugi untuk orang lain, sebab di situlah hakikinya kebahagiaan,” tegasnya.

Wakapolri

"Wawasan boleh Global, namun fikiran harus tetap nasional, sikap lokal"




Wakapolri yang berbicara di hadapan ribuan personil Senkom Mitra Polri dari seluruh penjuru Nusantara menegaskan, inti dari penegakan kamtibmas adalah bersedia merugi untuk orang lain .
“Merugi untuk kebahagiaan orang lain, berani mengorbankan jiwa, harta, tenaga untuk sesama adalah pangkal dari terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat. Saya berharap kepada rekan-rekan sepulang dari diklatnas ini, agar dapat menerapkan sikap itu di tengah masyarakat, agar tercipta keamanan dan ketertiban seperti yang kita harapkan.” Lanjut wakapolri sambil menyarankan terbentuknya Senkom Wanita.

Ribuan personil Senkom dari seluruh Nusantara

"Merugi untuk orang lain
 pangkal kebahagiaan hakiki"



Lebih jauh, wakapolri mengatakan kebanyakan gangguan kamtibmas yang terjadi di tengah masyarakat saat ini dipicu oleh aksi saling rebutan hak, rebutan harta, rebutan kedudukan dan jabatan.

“Harta, kedudukan, pangkat dan jabatan itu semua sifatnya sementara. Mari kita abaikan semua itu, hindari saling rebutan hak, saling rebutan posisi dan kedudukan, dijamin keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat akan terwujud, saya berharap kepada Senkom yang jumlahnya 1,7 juta orang di seluruh Nusantara ini, untuk menjadi pelopor terwujudkan kamtibmas di negeri ini,” lanjutnya.

Ketum Senkom bersama Wakapolri dan jajaran
Lebih jauh orang nomor dua di Mabes Polri ini mengajak anggota senkom untuk mewujudkan kamtibmas dari hal-hal yang ringan, “Kamtibmas itu tidak muluk-muluk, cukup kita menanamkan dalam hati sanubari masing-masing untuk membahagiakan orang lain. Kamtibmas itu terwujud dari hal-hal yang mudah, di mulai dari lingkungan sekitar.”

Selain persoalan kamtibmas, wakapolri yang juga merupakan ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) itu menitipkan pesan kepada personil senkom untuk menjadi pelopor keselamatan berlalu-lintas. Berdasarkan data di kepolisian, setiap tahun sebanyak 30.000 orang meninggal di jalan raya, karena pelanggaran aturan dan etika berlalu-lintas.

“Saya minta kepada seluruh anggota Senkom Mitra Polri untuk menjadi pelopor keselamatan berlalu-lintas. Sekaligus mengawasi jalannya pemerintahan. Awasi pemerintah, awasi polisi, sebab pejabat publik adalah pelayan masyarakat yang wajib memuaskan pelanggan, pelanggannya siapa? Masyarakat adalah pelanggan yang wajib kami layani.”katanya.

Tiga hal pokok yang disampaikan wakapolri saat menutup diklatnas Telematika dan Kamtibmas Senkom Mitra Polri 2013 yang berlangsung tiga hari itu, 
yakni pemeliharaan kamtibmas dalam bingkai NKRI, penegakan hukum dan keselamatan berlalu-lintas.

Wakapolri mengakhiri pidato dalam upacara penutupan tersebut dengan menyampaikan 7 Budi Utama, yakni 
1.Jujur terpercaya,
2.Bertanggungjawab,
3.Visioner,
4.Disiplin,
5.Kerjasama, 
6.Adil dan 
7.Peduli. 
sambil mengucapkan selamat kembali ke daerah masing-masing, kepada seluruh anggota Senkom Mitra Polri. 


Penulis : Khairil Anas (Sulsel 3A)
Berdasarkan video rekaman, upacara penutupan Kamtibmas dan Telematika
di Jakarta, Kamis 11 April 2013 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar